Pages

Rabu, 21 Desember 2011

INDAHNYA PERSAHABATAN : THE SCHOOL GATE

Untuk mem-posting tulisan ini, aku harus meminta izin dulu kepada saudari Novi Lianti. Kenapa? Karena kejadian ini sempat membuat jiwa saya dan Novi terguncang hebat setelah mengalaminya.

Sore itu aku, Novi dan Claudia sedang kelaparan di sekolah. Kami memutuskan untuk mencari makan di luar sekolah. Aku dan Novi tidak membawa tas karena masih ingin di sekolah. Akhirnya, bagai melihat oasis di  padang pasir, kami menghampiri gerobak mie ayam yang sedang mangkal di jalan Kesatriaan.

Karena sudah sore, setelah makan Claudia pulang duluan. Lalu aku dan Novi kembali ke sekolah untuk mengambil tas. Pintu gerbang sekolah yang pertama, yang kecil itu, sudah ditutup! Tapi kami tak khawatir karena masih ada gerbang parkiran yang masih bisa dimasuki.

Dan kamu pun panik ketika tahu bahwa gerbang besar di sebelah ruang piket sudah digembok dan tidak ada seorang pun disana ! Saat mencoba membuka ruang piket, ada sedikit asa ketika ternyata pintunya tidak terkunci. Mulailah akalku bermain. Entah terinspirasi darimana, aku mencoba membuka jendela. Berhasil! Jendela terbuka!

“ Nov, kamu aja yang masuk!” , kataku saat itu karena badanku yang sedang lebih lebar dari Novi. Mungkin karena panik atau ingin segera mengakhiri semua ini, ia menurut saja. Aku membantu membukakan jendela selebar-lebarnya ketika ia mulai memasuki jendela.

Saat berhasil keluar dari ruang piket dan berjalan beberapa langkah, aku menangkap gelagat aneh darinya. Tiba-tiba dia berbalik, menatapku dengan aura berbeda 180 derajat saat panik tadi,berjalan menuju gerbang lalu mendorongnya.

Dan.... Gerbang pun terbuka!!!
Ternyata gerbangnya tidak dikunci saudara saudara!!! Aku dan Novi hanya bisa tertegun melihat salah satu keajaiban dunia tersebut.

Novi menceritakan ketika akan mengambil tas, ia melihat masih ada segerombolan anak yang masih mengobrol di sekolah. Tentu saja ia heran, mengapa bisa?. Berarti jawabannya cuma satu : gerbangnya belum terkunci! Kami hanya bisa terpingkal-pingkal dibuatnya dan agak menyesali tindakan kami yang kurang terpuji itu (ya namanya juga kepepet. Jangan tiru adengan ini ya!!)

Itulah sepercik kisah persahabatan saya dengan Novi Lianti. Sebenarnya masih banyak kisah saya dengan sahabat saya yang satu ini. Tapi menurut saya ini yang ter-amazing yang pernah kami alami.

0 komentar:

Posting Komentar